Jakarta, 28 Mei 2025- Program Weaving for Life (WFL) bersama tim Knowledge Management (KM) Terasmitra baru-baru ini merampungkan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di 5 lokasi Sekolah Tenun Kampung (STK) di wilayah Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan yang berlangsung dari 23 hingga 28 Mei 2025 ini bertujuan untuk memantau perkembangan dan memberikan dukungan berkelanjutan bagi para perajin tenun lokal di masing-masing STK.
Tim yang beranggotakan Wiraswati Yuliani dari WFL dan Sumartini dari KM memulai perjalanan panjang dari Yogyakarta menuju Kefamenanu, melalui Surabaya dan Kupang, dan tiba di Kefamenanu pada 23 Mei malam.
Selama lima hari berikutnya, tim aktif berinteraksi dengan masyarakat dan perajin di beberapa STK.
Membangun Jaringan dan Standardisasi Produk
Pada 24 Mei, tim berdiskusi dengan peserta STK di Tunbaen mengenai kegiatan program WFL dan proses pembagian warna untuk pesanan dari Lawe Indonesia. Diskusi juga meliputi standarisasi produk tenun untuk pasar. Selain itu, tim turut menggali kekayaan pengetahuan lokal seperti Jagung Katemak, rumah adat suku Naeheli, serta proses pengambilan dan penyulingan nira.

Kelas Media Sosial dan Peningkatan Mutu di STK Papin
Kunjungan ke STK Papin pada 25 Mei fokus pada evaluasi jangkauan pasar dan kualitas tenun. Tim juga menjelaskan pesanan tenun dari Lawe Indonesia dan memberikan pelatihan singkat mengenai penggunaan media sosial, termasuk cara membuat postingan dan caption yang efektif. Selain itu, dukungan literasi diberikan dalam bentuk penyerahan buku dari Sekolah Kampung Omah Kayu dan ALINEA. Tim juga menyempatkan diri untuk mendokumentasikan rumah adat, pohon minyak kayu putih, dan lanskap TTU sebagai bagian dari penggalian pengetahuan lokal.

Asesmen Kebutuhan dan Donasi untuk STK Opo dan Oebaha
Pada 26 Mei, tim melanjutkan kegiatan ke STK Opo di Pantae dan STK Oebaha di Tokbesi. Asesmen awal dan pemetaan pasar dilakukan untuk memahami kebutuhan dan kendala yang dihadapi para perajin. Donasi “Weaving Happiness” di STK ini disalurkan dalam bentuk pembelian kain tenun anak-anak di STK Opo dan bantuan dana untuk pembangunan ruang belajar di STK Oebaha. Pengetahuan lokal yang digali meliputi pewarna alam, teknik tenun buna, dan keunikan rambut pirang alami suku lokal.
Pengembangan Pasar dan Dukungan Administratif di STK Kufun dan Usapi
Hari berikutnya, 27 Mei, tim mengunjungi STK Kufun dan STK Usapi. Pemetaan jaringan pasar dan penyaluran donasi “Weaving Happiness” melalui pembelian kain tenun anak-anak menjadi fokus utama. Di STK Usapi, tim juga berdiskusi dengan kepala desa mengenai pendirian Sekolah Tenun Kampung, yang disambut baik dan siap dibantu. Pengetahuan lokal yang ditemukan meliputi “Nini” (alat penghalus lira) dan tanaman turis.

Hasil monitoring dan evaluasi ini, menunjukkan bahwa setiap STK telah mulai membangun jaringan pasar, baik melalui lingkungan sekitar maupun platform daring, seperti WhatsApp. Meskipun demikian, pemahaman mendalam tentang karakteristik pasar masih perlu ditingkatkan untuk segmentasi yang lebih terarah.
Tim juga memberikan masukan penting terkait standarisasi mutu tenun, mengingat beberapa produk masih menunjukkan ketidakteraturan. Sehingga sekarang setiap STK memiliki buku panduan standarisasi mutu untuk dipelajari bersama. Selain itu, pentingnya menggali potensi lokal ditekankan agar pelaku STK dapat melakukan pemetaan pasar secara mandiri, berlandaskan kekuatan dan ciri khas wilayah masing-masing.

Melalui upaya monitoring dan evaluasi ini, Terasmitra bersama program Weaving for Life terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kemandirian perajin tenun di Timor Tengah Utara, khususnya di STK serta memastikan bahwa warisan budaya ini terus berkembang dan berdaya saing di pasar yang lebih luas.
*