Dokumentasi Pengetahuan Lokal dalam Pengelolaan Kekayaan Alam
“Sang Hyang Dollar sudah datang. Tuhan yang asli sudah pergi. Kafe-kafe ramai, pura-pura sepi. Tarian dan upacara sakral jadi tontonan wisatawan. Kita akan kualat suatu hari nanti.”
(Mangku Wayan Leser, tokoh adat di Nusa Penida).
Pengetahuan lokal dalam mengelola kekayaan alam perlahan menghilang dari Nusa Penida, Wakatobi, Semau, dan Gorontalo. Banyak faktor menjadi penyebabnya, mulai dari tekanan industri pariwisata, intensifikasi pertanian, program pemerintah, hingga keterbukaan akses transportasi dan informasi. Selain itu, stigma terhadap cara-cara tradisional juga membuatnya semakin terpinggirkan. Akibatnya, komunitas menjadi semakin rentan saat krisis datang.
Buku ini berupaya mengumpulkan kepingan ingatan tentang pengetahuan-pengetahuan lokal yang terserak, sekaligus menawarkan alternatif berpikir untuk membangun daya pulih komunitas dalam menghadapi tantangan zaman.
Di dalamnya, Anda akan menemukan berbagai praktik kearifan lokal dalam pengelolaan kekayaan alam di empat wilayah: Nusa Penida, Wakatobi, Semau, dan Gorontalo. Buku ini menjadi dokumentasi penting dari pengetahuan masyarakat lokal yang mulai tergerus oleh modernisasi—bahkan beberapa di antaranya sudah benar-benar ditinggalkan.
📖 Harga: Rp 125.000
Daftar Pustaka:
Lopulalan, Dicky dan Palupi Nirmala. 2021. Sangia, Hui, Sang Hyang Dollar, dan Para Pembaca Bintang. Jakarta:Terasmitra dan Kapasungu