Yogyakarta, 21–24 Juli 2025– Pelatihan Ruang Aman Sekolah Kampung Omah Kayu yang digelar di Gadjah Mada University Club, Yogyakarta ini berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini mempertemukan tujuh Sekolah Kampung dari Balantieng (BumDes Tumarilla dan Teras Tani Alami), Gorontalo (Wire-G, Sekolah Kampung Juriya, Lebah Madu Pangahu), Bodri (Samitra Lingkungan, KWT Tempelsari), hingga Sabu Raijua (Kupang Batanam), dalam sebuah ruang belajar bersama untuk memperkuat pengetahuan, keterampilan, dan jaringan komunitas.

Selama empat hari, para peserta menggali pengalaman terbaik dari masing-masing Sekolah Kampung, belajar tentang Ruang Aman/Peer Coach, serta melakukan kunjungan ke komunitas untuk mendapatkan inspirasi dari praktik nyata komunitas.
Kegiatan pelatihan Ruang Aman ini menjadi bagian dari program Sekolah Kampung Omah Kayu yang didukung oleh Global Environmental Facility-Small Grants Program (GEF-SGP) Indonesia.
Belajar Bersama, Membangun Ruang Aman
Hari pertama kegiatan ini dimulai dengan berbagi praktik baik dari masing-masing Sekolah Kampung, yang nantinya akan dibukukan sebagai dokumentasi praktik baik program Sekolah Kampung Omah Kayu dalam program fase ke 7 GEF SGP Indonesia.
Hari kedua dan ketiga peserta mulai diajak mengenal diri sendiri dan melatih keterampilan coaching dasar, fokus pada self journey melalui self awareness, self acceptance, dan self healing. Peserta diajak mengenal diri dengan metode Johari Window, refleksi melalui photostory, hingga latihan mindfulness dan meditasi untuk mengelola emosi serta menjaga kesehatan mental.

Hari ketiga, peserta mendalami keterampilan coaching dasar, seperti membangun kepercayaan, mendengar aktif, serta mengajukan pertanyaan mendalam. Praktik berpasangan memberi pengalaman langsung bahwa mendampingi berarti membantu orang lain menemukan jawaban dalam dirinya sendiri.
Inspirasi dari Komunitas

Hari terakhir, peserta diajak untuk mengunjungi Bumi Langit Institute dan Murakabi (Agradaya). Dikedua tempat ini, peserta belajar tentang pertanian alami, energi terbarukan, hingga strategi pemasaran produk lokal. Inspirasi dari kedua kunjungan ini memperkuat semangat bahwa Sekolah Kampung bukan hanya ruang belajar, tetapi juga basis produksi dan gerakan kolektif yang berkelanjutan.

Menuju Gerakan Mandiri
Dari refleksi akhir yang dilakukan di Omah Kayu, peserta bersama-sama menyepakati bahwa penting untuk menjaga nilai, membangun komunikasi antar Sekolah Kampung, serta mengembangkan strategi bersama agar Sekolah Kampung dapat mandiri. Rencana tindak lanjut pun disepakati, mulai dari pertemuan daring rutin, pembagian tugas fasilitasi, hingga membangun jaringan basis produksi bersama.

Dengan Omah Kayu sebagai pusat pembelajaran, Sekolah Kampung terus bergerak sebagai Ruang Aman yang memperkuat komunitas, menjaga kemandirian, dan menghadirkan perubahan nyata.
*