You are currently viewing Berbagi Pengalaman dan Cerita Sukses KalFor
Workshop Berbagi Pengalaman dan Cerita Baik KalFor Project (Dok: KalFor Project)

Berbagi Pengalaman dan Cerita Sukses KalFor

Balikpapan 19 – 21 November 2024– Terasmitra mendapat undangan dari Kalimantan Forest (KalFor) Project untuk menghadiri kegiatan “Berbagi Pengalaman dan Cerita Sukses Pendampingan Desa Untuk Melindungi Areal Berhutan di Areal Penggunaan Lain (APL)” di Kalimantan.  Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Invenarisasi dan Pemantauan Sumber daya Hutan (IPSDH), Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan (PKTL) Kementerian Kehutanan dan The United Nations Development Programme (UNDP), dengan dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF), melalui KalFor Project.

Workshop Berbagi Pengalaman dan Cerita Baik KalFor Project (Dok: KalFor Project)

Bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/CSO (Chief Strategy Officer)/NGO (Non-Governmental Organization), KalFor telah melakukan pendampingan desa yang bertujuan untuk melindungi kawasan hutan di APL. Kegiatan pendampingan berlangsung di 25 desa yang tersebar di seluruh lokus kegiatan KalFor, yaitu di Kabupaten Kotawaringin Barat di Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Kutai Timur di Provinsi Kalimantan Timur, serta Kabupaten Sintang dan Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat dan salah satu nya adalah Terasmitra.

Acara diadakan di Hotel Swiss Bel Balikpapan. Pada tanggal 19 November 2024, hari pertama acara dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Ibu Laksmi selaku Koordinator Nasional Kalfor Project dilanjutkan dengan pemberian piagam/sertifikat kepada semua CSO, Perwakilan pemerintah Kabupaten dan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) serta untuk desa.  

Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan menggali pengalaman terbaik dari masing-masing wilayah proyek. Peserta dibagi berkelompok sesuai dengan wilayahnya masing-masing. Terasmitra sendiri tergabung dalam kelompok Kotawaringin Barat, dalam kelompok tersebut ada perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin), dan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (Asppuk). Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan dari fasilitator dan menentukan tiga juru bicara.

Pertanyaan yang diberikan oleh fasil, yaitu: 

  1. Ceritakan tantangan-tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam upaya melindungi areal berhutan di APL, dan apa saja inovasi CSO anda membantu masyarakat desa untuk mengatasi tantangan tersebut?
  2. Bagaimana inovasi CSO anda memastikan peran perempuan dan kelompok rentan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan areal berhutan di APL desa?
  3. Bagaimana inovasi CSO anda membangun kerjasama dengan pihak pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperkuat perlindungan areal berhutan di APL?
  4. Bagaimana inovasi, strategi, dan pendekatan administrasi dan keuangan CSO anda dalam proses pendampingan ini?
  5. Sebutkan apa saja keunggulan (selain point di atas) pada proses pendampingan CSO anda, yang menurut anda layak untuk direplikasi pada pendampingan serupa di masa depan.

Selanjutnya, setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan pertanyaan ini dan pertanyaannya dijawab dengan cara menggambar. Panitia sudah menyiapkan dua kertas plano yang disambung menjadi satu, spidol, krayon, dan sticky note. Hasil dari kelompok Kotawaringin Barat, kami memutuskan untuk menggambar ekosistem hutan dan fokus dengan satu pohon. Dalam gambar tersebut bercerita tentang bagaimana kita bekerja sama dalam melindungi hutan tersebut melalui peran masing-masing.

Kemudian masing-masing kelompok dipersilahkan untuk mempresentasikannya. Dari diskusi ini, peserta diminta untuk menyampaikan keunggulan dari masing-masing kelompok yang diharapkan bisa menjadi contoh untuk kelompok yang lain serta memberikan rekomendasi untuk kelanjutan program kedepan. Terasmitra sendiri juga mendampingi masyarakat di Desa Pasir Panjang, Kotawaringin Hilir, dan Lada Mandala Jaya. Salah satu output yang dihasilkan, yakni website Ekowisata Kobar. Dimana website ini menampilkan virtual tour, informasi terkait wisata dan juga produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kelompok Kotawaringin Barat (Dok: KalFor Project)

Hari kedua, tanggal 20 November 2024 peserta diajak mengunjungi Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Kami berangkat dari hotel pukul 07.00 WITA menggunakan bus dan sampai di IKN sekitar pukul 10.00 WITA. Di IKN, kami diajak untuk berkeliling melihat progres pembangunan Ibukota Baru. 

Hari ketiga, tanggal 21 November 2024 dilakukan kegiatan collaborative exercise di pantai Lamaru. Disini kami diajak untuk mengikuti kegiatan outbond dengan berbagai macam permainan. Mulanya peserta dibagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap kelompok diminta untuk menentukan leader dan memberi nama kelompok dengan unsur lokal, lalu membuat yel-yel untuk setiap kelompok. 

Selanjutnya setiap kelompok harus menyelesaikan empat misi permainan diantaranya, permainan Menulis menggunakan Tali, spider web, jalan keluar hutan, dan tebak bentuk. Tidak hanya itu, peserta juga diajak untuk bermain paintball dan banana booth. Dalam outbond ini, butuh kerjasama kelompok yang baik supaya bisa menyelesaikan masing-masing permainan dengan sempurna. Kegiatan collaborative exercise ini menjadi acara penutup dari rangkaian kegiatan selama tiga hari yang diadakan oleh Kalfor.

Kegiatan Collaborative Exercise di pantai Lamaru (Dok: KalFor Project)

 

 

Penulis: M. Rifqi Afdillah

Editor: Amelia Rina Nogo de Ornay